Ketum PGI Memberi Kuliah Umum Oikumene Kebangsaan di UKIM
Setelah memberi kuliah umum di hadapan para dosen dan mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Jacky Manuputty, melanjutkan kuliah umum pada Program Pascasarjana Teologi UKIM pada hari Senin, 5 Mei 2025 di kampus UKIM Ambon.
Direktur Pascasarjana UKIM Prof Dr John Ruhulessin dalam sambutannya memberi apresiasi dan terima kasih kepada Pdt Jacky yang berkesempatan berbagi dengan para mahasiswa pascasarjana. “Kita bangga dengan Pendeta GPM yang dipercayakan sebagai Ketum PGI, sosok yang aktif dalam kerja-kerja perdamaian dan kemanusiaan” ungkap mantan Ketua Sinode GPM ini. Pdt Ruhulessin juga menginformasikan bahwa pascasarjana UKIM memiliki program S3 Agama dan Kebangsaan yang bersifat oikumenis dimana mahasiswanya lintas agama (Kristen dan Islam) dan lintas wilayah (Indonesia).
Dalam sajiannya, Ketum PGI memberi penjelasan historik terkait eksistensi PGI sejak berdiri tanggal 25 Mei 1950. Dalam kaitan tema Oikumene Kebangsaan, Pdt Jacky mengutip Dokumen Keesan Gereja (DKG) 2024-2029, khususnya Pernyataan iman PGI (hlm,49) yang menegaskan sikap gereja-gereja di Indonesia kepada bangsa ini. “Kala itu Prof John Titaley bertanya tentang apa pandangan gereja-gereja di Indonesia tentang bangsanya, dan Titaley mengusulkan agar hal ini ditegaskan dalam DKG” ungkap Manuputty.
Ketua Umum PGI kemudian mengutip alinea kedua Pernyataan Iman yakni: “ Kami, Gereja-gereja di Indonesia mengaku, bahwa bangsa dan negara Indonesia, yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, juga merupakan karya dan karunia Allah Trinitas, sebagai bagian dari pemeliharaan Allah melalui bangsa-bangsa, dengan tujuan menegakkan keadilan hukum, dan mewujudkan perdamaian, kesejahteraan, serta keutuhan ciptaan, sesuai kehendak-Nya”.
Dinamika gerakan oikumene jelang 75 tahun PGI 25 Mei 2025 nanti menunjukan pendulum gerakan oikumene berkembang sangat dinamis. Gerakan oikumene kebangsaan juga merespons isu-isu lingkungan dan lainnya. “Masalah-masalah tambang dan perubahan iklim global berdampak bagi semua ciptaan. Ini tanggungjawab kita semua untuk menyelamatkan bumi sebagai rumah bersama”, ungkap Manuputty. Aksentuasi ini menegaskan polikrisis yang sedang dihadapi gereja dan bangsa saat ini yakni krisis kebangsaan, krisis ekologi, krisis pendidikan, krisis keluarga dan krisis yang terkait revolusi teknologi AI.
Sebelumnya, pada Ibadah Buka Usbu di Kantor Sinode, Ketum PGI menyampaikan arahan pada Pertemuan PGI Wilayah Maluku di aula kantor Sinode GPM yang juga dihadiri Wasekum PGI, Pdt Lenta Simbolon. Pdt Jacky dijadwalkan memberi materi pada Pendidikan Oikumene GPM tanggal 6 Mei 2025 di Pusat Pembinaan Spiritual di negeri Suli Maluku Tengah (RR).