LET GO, LET GOD

Pdt. Sammy Sahulata
Ada masa-masa dalam hidup ketika kita merasa harus mengatur segalanya, menyusun rencana, mengejar target, menyelesaikan berbagai masalah. Kita terus bergerak, terus berjuang. Namun diam-diam, hati terasa penat. Lalu muncul pertanyaan dalam sunyi, “mengapa aku merasa begitu lelah, padahal aku sedang melakukan yang terbaik?”
Sering kali, keinginan untuk mengendalikan segalanya muncul dari dua sumber: rasa takut dan rasa tanggung jawab yang berlebihan. Takut gagal. Takut ditolak. Takut tidak cukup baik. Di sisi lain, ada perasaan seolah harus selalu menjadi solusi bagi semua, bagi keluarga, pekerjaan, pelayanan, bahkan bagi hidup orang lain.
Dalam keheningan itu, terdengar bisikan lembut yang menenangkan,
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Ku, sebab Aku yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)
“Let Go, Let God” bukanlah ajakan untuk menyerah dan berhenti berusaha. Ini bukan bentuk iman yang pasif. Sebaliknya, ini adalah tindakan penuh kesadaran, memilih untuk percaya dan menyerahkan kendali kepada Tuhan, sembari tetap melangkah bijaksana dalam bagian kita.
Dalam pendekatan spiritualitas yang sehat, ini dikenal sebagai penyerahan yang penuh kepercayaan, bukan menyerah karena kalah, tapi karena yakin bahwa ada Pribadi yang lebih mampu, lebih bijak, dan lebih tahu arah terbaik bagi hidup ini.
Ketika kita belajar “melepaskan,” kita sedang memelihara jiwa kita dari kelelahan yang tak perlu. Kita sedang membuka ruang untuk damai sejahtera yang melampaui logika. Dan ketika kita belajar “mempercayakan kepada Tuhan,” kita membuka jalan bagi kuasa-Nya bekerja dengan cara yang seringkali jauh lebih indah dari yang kita duga.
Mungkin hari ini, ada hal yang perlu kamu lepaskan, kecemasan, rasa bersalah, hubungan yang menyakitkan, atau mimpi yang belum saatnya tiba. Lepaskan… Percayakan..
Let go. Let God.
Sebab kedamaian sejati tidak datang dari hidup yang sepenuhnya terkendali,
melainkan dari hati yang tahu kepada Siapa kendali itu dipercayakan.