Nas: “Kata-Nya lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,”(ay.20).
Berdasarkan adat istiadat nenek moyang mereka, orang-orang Yahudi memahami, bila seseorang makan tanpa cuci tangan lebih dulu, maka ia makan dengan tangan najis (Mrk 7:5b). Yesus menyebut mereka sebagai orang munafik, “memuliakan Tuhan dengan bibirnya, tapi hatinya jauh dari Tuhan” (Mrk 7:5b-7).
Karena itu Yesus mengatakan kepada mereka, “segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam diri seseorang, tidak dapat menajiskannya, karena tidak masuk ke dalam hati melainkan ke dalam perut lalu keluar ke jamban.” Apa yang keluar dari hati itulah yang menajiskan: pikiran yang jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan dan berbagai kejahatan lainnya (ay.18-23).
Manusia cenderung menampilkan kesalehan secara lahiriah, sehingga kelihatannya rohani, saleh, baik, rendah hati dll. Kita tidak jujur dengan diri sendiri. Ada kemunafikan. Kesalehan, hidup yang baik, hidup yang benar, kerendahan hati, kejujuran bersumber dari hati yang telah dibarui. Inilah yang Tuhan kehendaki dari kita.
Kita tidak pernah menjadi baik, saleh, rendah hati, jujur (dalam arti yang sesungguhnya) dengan usaha dan kekuatan sendiri. Ini hanya terjadi bila kita memberi diri dibarui oleh Yesus. Karena itu kita harus mengalami pertobatan, agar hidup dan hati kita disucikan. Maka bersumber dari hati yang dibarui dan nampak melalui kehidupan kita kehidupan yang baik, benar, rendah hati dll, sesuai kehendak Tuhan.
Doa: Tuhan Yesus, sucikan dan baharui hidupku sehingga yang keluar dari hatiku dan yang nampak melalui hidupku adalah hal-hal yang berkenan kepada-Mu.
SELAMAT BERJUANG (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
KEJAHATAN YANG KELUAR DARI HATI MENAJISKAN.