MENGABAIKAN PERINTAH ALLAH DEMI ADAT ISTIADAT.

Bacaan: Markus 7:9-13 (sesuai SBU).

Nas: “Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.” (ay.9).


Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sangat kuat berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka. Antara lain harus mencuci tangan sebelum makan, pulang dari pasar tidak akan makan sebelum mandi dan banyak  lagi adat istiadat yang mereka pegang, yang menunjukkan bahwa mereka taat aturan sehingga telah menjadi tradisi (Mrk 7:3-5).


Dalam perikop bacaan kita, dinyatakan oleh Yesus bahwa  mereka mengabaikan tanggungjawab memelihara orang tua. Alasannya sudah bersumpah, uang untuk pemeliharaan orang tua sudah dipakai untuk kurban. Perintah Allah mereka abaikan karena adat istiadat. Mereka mencari celah hukum dan memutarbalikkannya demi adat istiadat (ay.9-13).


Firman Tuhan ini mengingatkan kita, bahwa perintah Allah harus lebih utama dari segala perintah lain atau apapun dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini kita harus konsekuen, tulus dan jujur. Tidak mencari celah untuk memanipulasi aturan demi adat istiadat. Ada  semacam kemunafikan karena kita sudah mengesampingkan  perintah Allah.


Janganlah kita mengesampingkan perintah  Allah, karena itu adalah kehidupan, keselamatan dan kebahagiaan kita. Perintah Allah sebagai hukum yang utama dan pertama berintikan kasih. Orang tua jangan ditelantarkan demi memenuhi adat istiadat. Dengan menaati perintah Allah hidup kita akan diberkati dan  menjadi berkat.


Doa: Tuhan Yesus, tolong kami, agar tidak mengesampingkan kehendak-Mu demi adat istiadat. AMIN.


SELAMAT BERAKTIVITAS (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.




Masuk untuk meninggalkan komentar